Sunday, March 11, 2012

Berdamai dengan Diri


Bacaan: I Yohanes 1:5-10

           Jika kita mengaku dosa kita, … sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita …
- I Yohanes 1:9

             Kita ini unik, bahkan kadangkala kelewat unik. Khususnya soal penerimaan diri. Kita bisa dengan mudahnya memaafkan orang lain yang berbuat kesalahan terhadap kita, namun pada gilirannya kita tak bisa memaafkan diri sendiri saat kita melakukan kesalahan. Kita bisa berdamai dengan orang lain, tapi kita kesulitan untuk berdamai dengan diri sendiri. Kita tetap tak bisa mengampuni diri sendiri, walaupun kadangkala orang yang kita rugikan sudah mengampuni kita. Akibatnya, kita akan terus tertuduh dan terintimidasi.

             Setiap orang hebat pernah melakukan kesalahan. Setiap sisi-sisi kebesaran selalu tersembunyi kegagalan. Bahkan sesuci apapun orang itu, ada kalanya ia juga jatuh dalam dosa. Tenang saja, kesalahan bisa diperbaiki dan bukan berarti vonis gagal untuk selamanya. Kesalahan hanyalah sebuah proses pembelajaran hidup, jadi tak seharusnya kita menolak untuk mengampuni diri sendiri.

            Mau saya tunjukkan sisi-sisi kebesaran tokoh-tokoh Alkitab yang terselip kesalahan? Kita mulai dari Abraham, bapa orang percaya, yang membuat kesalahan fatal dengan mengambil Hagar sebagai isterinya. Musa berbuat kesalahan yang menyebabkan ia tidak masuk ke tanah perjanjian, meski hanya memukul gunung batu dengan kemarahan. Yosus gagal menilai orang Gibeon, sehingga ia diakali habis-habisan. Daud, si penyembah yang sangat dekat dengan Tuhan, melakukan affair yang memalukan dengan Batsyeba. Petrus, si mulut besar, menyangkal Yesus di depan hamba perempuan meski malam sebelumnya ia berkata besar. Mereka semua pernah melakukan kesalahan yang sangat fatal, tapi sekalipun demikian mereka punya keberanian untuk berdamai dengan dirinya sendiri.

Apa yang kita lakukan disaat kita melakukan kesalahan fatal atau jatuh dalam dosa? 
Apakah kita akan membiarkan iblis terus menerus mengintimidasi kita?
Ataukah sebaliknya kita mau mengampuni diri kita sendiri sebagaimana Tuhan telah mengampuni kita? 

             Tanpa berdamai dengan diri sendiri kita tak akan pernah merasa bahagia dan jiwa kita akan terus tertekan dengan kesalahan masa lalu. Ohya, seandainya saja punya kesempatan untuk bertemu dengan Yudas Iskaryot, mungkin saya akan berkata, “Seandainya dulu Anda bisa mengampuni diri sendiri, tentu Anda juga akan menjadi rasul yang dipakai Tuhan dengan luar biasa.”

Tuliskanlah ke secarik kertas kesalahan-kesalahan atau dosa yang sulit Anda lupakan, lalu buanglah kertas itu sebagaimana Tuhan sudah membuangnya lebih dulu.

(Kwik) renungan-spirit

No comments:

Post a Comment