Saturday, June 23, 2012

Perangi Kemalasan sekarang juga..



Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.- II Tesalonika 3:10

Kita tak bisa menyangkal bahwa perekonomian negara kita sedang sakit. Stagflasi menjadi ancaman tersendiri. Di tengah inflasi yang naik pesat pertumbuhan ekonomi justru menurun, lowongan pekerjaan makin sempit, sementara jumlah orang yang di PHK atau yang sekarang menganggur lebih banyak. Keadaan yang sungguh memprihatinkan.

Namun sayangnya, tidak semua pengangguran itu disebabkan karena situasi ekonomi yang sulit, ada banyak orang menganggur karena memang pada dasarnya ia malas. Lalu untuk menutupi kemalasannya itu, ia berdalih bahwa situasi yang sulit seperti inilah yang menyebabkan ia jadi pengangguran.

Firman Allah dengan tegas berkata bahwa siapa yang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.

Tuhan benci kemalasan. Mengapa?

Karena Ia adalah Allah yang juga bekerja. Jangan pernah bayangkan kalau Tuhan hanya duduk-duduk saja di singgasana surga dan bermalas-malasan di sofaNya. Saya lebih suka membayangkan Tuhan sedang sibuk bekerja. Mengatur tata surya, menumbuhkan pepohonan, menjaga kelangsungan alam, menjawab setiap dering doa yang terdengar di surga dan melakukan banyak pekerjaan lainnya.

Saya tertarik dengan cara pemerintahan Belanda kuno memberantas kemalasan. Orang yang tidak mau bekerja tersebut akan dimasukkan ke dalam suatu sumur kering, lalu sedikit demi sedikit mulai dialirkan air untuk menggenangi sumur itu. Kalau hal ini dibiarkan terus, maka si pemalas itu pasti akan mati tenggelam. Itu sebabnya di sumur itu juga disediakan sebuah pompa untuk memompa air yang masuk ke dalam sumur tersebut agar air yang sudah masuk itu keluar lagi.

Jadi kalau si terhukum yang malas itu ingin selamat, tidak ada pilihan lain kecuali bekerja keras memompa air yang masuk ke dalam sumur itu supaya keluar lagi. Dengan hukuman seperti ini, biasanya si terhukum akan membiasakan diri untuk bekerja keras.

Kalau saja kita mau berusaha lebih keras, tidak akan pernah ada kamusnya kita menganggur. Tuhan sebenarnya selalu menunjukkan banyak hal yang bisa kita garap, hanya sayang kita terlalu malas untuk melakukannya.

Jika kita malas, bagaimana mungkin Tuhan memberkati kita?

Jika Ia memberkati kemalasan kita, bisa-bisa kita akan jadi orang yang lebih malas lagi, bukan?
Kita bukan ditentukan menjadi pemalas, kita adalah orang yang bekerja, karena Bapa kita juga bekerja.

Jika saat ini kita masih menganggur, koreksi diri jangan-jangan itu karena kemalasan kita.


(Kwik)

Friday, June 15, 2012

Pemeliharaan tuhan itu unik



Bacaan: I Raja-raja 17:1-6
Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging.- I Raja-raja 17:6

Apakah komentar Anda tentang burung gagak?
 Burung yang rakus. Benar! Bahkan kelewat rakus, saya rasa. 
Saat menemukan mangsa,jangan harap ia akan mengundang teman-temannya untuk berpesta.
 Ia tidak akan mau berbagi, sedikit pun juga tidak. Ia akan berusaha menghabiskan mangsanya sendiri. Tak akan pernah dibiarkannya sedikit remah-remah daging jatuh begitu saja, ia terlalu serakah untuk hal itu.
 Pernah melihat burung gagak berbagi buruan? 
Jangan harap deh!

Tapi kali ini ada pemandangan yang sedikit aneh. Burung-burung gagak terbang sambil membawa roti dan daging. Bukan untuk dimakan sendiri. Bukan juga untuk acara santap bersama. Kali ini mereka hanya jadi tukang antar. Mengantarkan beberapa ketul roti dan beberapa kerat daging kepada Elia di tepi sungai Kerit. 

Tak hanya sekali, tapi tiap pagi dan petang burung-burung yang terkenal rakus itu hanya bisa meneteskan air liur tapi sama sekali tidak berani mengambilnya. 
Apa yang sedang terjadi? 
Yang jelas, burung-burung itu bukan hendak memperbaiki citranya sebagai burung rakus yang sudah terlanjur melekat. Allah yang berada di balik semua keanehan itu.

 Cara Allah yang sangat unik untuk memelihara hambaNya!
Dia selalu memelihara kita. Tak perlu bingung atau terkejut kalau melihat cara-caraNya yang unik untuk memberkati dan memelihara kita. 
Percaya saja, semuanya akan beres. Cara Ia memberkati kita tidak tergantung situasi dan kondisi. Berkat Allah tidak tergantung kondisi pasar yang sedang kondusif atau tidak. Allah tak perlu konfirmasi dulu dengan fluktuasi mata uang yang naik turun. Ia juga tidak peduli kalau harga saham sedang naik atau bahkan merosot tajam.

Jadi bisa saja Ia memberkati usaha kita dengan luar biasa sementara yang lain sedang kelimpungan dan siap-siap gulung tikar. Tak perlu heran kalau di saat semua usaha menjadi sepi, usaha kita justru sedang bergairah. Bahkan tak perlu bingung kalau orang yang paling sulit sekalipun mau bekerja sama dengan kita dan memberikan keuntungan kepada kita. 

Burung gagak yang rakus saja bisa berbagi daging, jadi sangat mungkin orang yang paling pelit berbagi hadiah dengan kita. Itu semua karena Tuhan! 

Masalahnya apakah kita cukup mempercayai bahwa “gagak-gagak” bisa diperintahkan Tuhan untuk memberkati kita, ataukah sebaliknya kita pesimis dan lebih mempercayai situasi dan kondisi global yang sedang terjadi?

# Milikilah iman bahwa hari ini akan ada “gagak-gagak” yang dikirim Tuhan kepada Anda.

(Kwik)-renungan harian spirit