Friday, December 16, 2011

Mereka Bisa Jika Dipercaya

I Timotius 4:11-16

Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. - I Timotius 4:12



Saya acungi jempol untuk anak muda ini. Prestasi yang mengagumkan dan luar biasa. Ingin tahu bagaimana seorang anak SMA menjalankan tugas sebagai seorang wali kota? Tengoklah ke Hillsdale, Michigan. Sejak akhir November 2005, Michael Sessions yang baru berusia 18 tahun secara resmi menjadi walikota. Kemenangannya di pilihan wali kota ini menjadi berita fenomenal hingga USA Today sampai BBC News meliputnya. Lebih hebat lagi, dana kampanyenya juga hanya 700 dollar AS atau sekitar 7 juta rupiah. Sessions akan bekerja sebagai wali kota sepulangnya dari belajar di sekolah. Hebat, bukan? *
Ketika membaca berita ini, saya langsung terpikir satu ayat, “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” Surat yang ditulis Paulus kepada Timotius ini digenapi dalam kehidupan Michael Sessions.
Jujur saja, sebagai anak muda kita terlalu sering diremehkan. Dicap sebagai orang yang miskin pengalaman, belum tahu banyak, belum mencicipi pahitnya kehidupan dan sudah menjadi stereotipe bahwa anak muda hanya bisa berhura-hura saja. Dengan pandangan umum seperti ini, rasanya sangat mustahil bagi kita untuk mencapai prestasi yang mengagumkan di usia muda kita. Kiranya semua pandangan umum ini tidak mematikan semangat kita, sebaliknya marilah kita mengimani apa yang pernah ditulis oleh Paulus kepada Timotius itu juga digenapi dalam kehidupan kita. Saya sangat berharap bahwa kisah walikota termuda di dunia ini dibaca oleh seorang anak muda untuk membangkitkan semangat mereka.
Lebih bersyukur lagi jika saya sedang berhadapan dengan pembaca yang sudah dewasa. Kiranya tulisan ini bisa membuka wawasan kita bahwa seorang anak muda bisa saja dipakai Tuhan dengan luar biasa, sekaligus menunjukkan prestasi yang mengagumkan. Itu sebabnya jangan buru-buru meremehkan anak kita. Jangan buru-buru menghakimi bahwa anak kita yang masih sangat muda tak akan bisa berbuat apa-apa. Sungguh bijak kalau kita mau menuntun dan membimbing mereka, serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mencapai potensi diri yang maksimal. Percayalah, mereka bisa seandainya dipercaya.
Yakinlah bahwa Tuhan bisa memakai seorang anak muda dengan luar biasa.


(Kwik - Harian Kompas, 30 Des 2005)

Wednesday, December 14, 2011

pohon natal

Memulai dengan Doa

Bacaan: Mazmur 88:1-13

dan pada waktu pagi doaku datang kehadapanMu.- Mazmur 88:14



Beberapa orang tidak akan memulai harinya tanpa secangkir kopi hangat lebih dulu. Ketika bangun pagi, tidak ada yang lebih penting daripada aroma kopi hangat yang semerbak. Tanpa bermaksud mengada-ada, bagi beberapa orang hal ini kadangkala menjadi pola hidup yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Seandainya saja pagi itu tidak ada kopi yang disediakan, bisa-bisa ia meledak dalam kemarahan dan sepanjang hari yang dilewati terasa begitu ganjil.
Meski demikian, ada pola hidup yang lebih baik daripada sekedar memulai hari dengan secangkir kopi hangat. Awalilah kehidupan dengan doa! Jika kita bisa kecanduan berat dengan kopi di waktu pagi hari, mengapa kita tidak bisa kecanduan dengan waktu-waktu kita bersama Tuhan di dalam doa? Bukankah harusnya kita akan merasa tidak siap untuk menjalani kehidupan kita dalam sepanjang hari seandainya tidak ada doa yang kita naikkan kepada Allah lebih dulu. Bahkan seharusnya kita merasa ada yang ganjil jika memulai hari kita tanpa doa.
Doa di pagi hari adalah kunci agar kita bisa berkemenangan dalam sepanjang hari. Doa di pagi hari adalah seperti alam yang menantikan embun dari atas, kunci kita mendapat kesegaran dalam kehidupan. Doa di pagi hari adalah seperti menantikan hangatnya sinar matahari yang merekah, kunci agar kita menjalani hidup dengan penuh gairah dan semangat. Doa di pagi hari adalah seperti suasana pagi yang masih sunyi, kunci agar kita terus mempertajam kepekaan kita terhadap “sinyal-sinyal” dari Tuhan.
Sungguh patut disayangkan kalau kita lebih suka meributkan secangkir kopi hangat daripada doa. Sungguh patut disayangkan kalau kita lebih asyik dengan bergumul dengan bantal dan guling daripada bergumul di dalam doa. Bukankah kita pernah mendengar sebuah kata populer seperti ini : If you win the morning, you will win the day. Jika Anda berhasil menang di pagi hari, maka Anda akan menang dalam sepanjang hari. Jika kita bisa menang atas kedagingan kita di pagi hari dengan memulainya dalam doa, maka sepanjang hari itu juga kita akan beroleh kemenangan-kemenangan. Daud memulainya harinya dengan doa. Yesus juga selalu mengawali hari-hariNya dengan doa. Itulah kunci kemenangan dalam kehidupan mereka. Jadi, hari ini gini belum doa juga? Malu dong ...

Milikilah komitmen untuk tidak memulai hari tanpa doa lebih dulu.


(Kwik)

Tuesday, December 13, 2011

Don’t Worry


Bacaan: Mazmur 127:1-5, Mazmur 37:25

-


Lia bingung memikirkan nasibnya. Usaha yang baru ia rintis sekarang gagal total dan bangkrut. Mitra bisnis yang tadinya menyediakan dana untuk usaha sekarang menjelek-jelekkan dirinya karena kegagalannya. Lia gagal karena kurang berpengalaman dan banyaknya pesaing yang usahanya sama dan sudah terkenal. Dalam kebingungan dan tidak punya uang, Lia memilih bergantung kepada Tuhan. Dua bulan ia menganggur tapi berkat Tuhan senantiasa mengalir. Saat perut lapar dan uang tak ada di dompet, ada saja teman atau tetangga yang secara tak terduga mengirimkan makanan. Saat tak punya uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari, ada beberapa teman yang kadang minta tolong kepadanya untuk melakukan sesuatu dan ia mendapat sedikit uang untuk menyambung hidupnya. Dalam masa dua bulan itu, Lia sadar bahwa Tuhan tak pernah membiarkan ia berkekurangan. Tuhan selalu mencukupkan segala kebutuhannya. Kini Lia sudah memiliki pekerjaan dan bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik.
Situasi seperti Lia mungkin pernah kita alami. Mendadak usaha yang kita tekuni bangkrut, bagi yang karyawan mendadak terkena perampingan karena krisis ekonomi, atau mungkin rumah kita dirampok atau terbakar. Dalam kesulitan yang begitu besar dan mendadak itu, bagaimana kita menanggapinya? Apakah kita memilih menengelamkan diri sendiri dalam kesedihan dan menyalahkan Tuhan, atau kita memilih untuk menyerahkan sepenuhnya hidup kita dalam tangan-Nya yang seperti Lia lakukan?
Saat kita memilih untuk terus bersedih, beban kita malah semakin berat dan kita jadi sulit melihat jalan keluar. Orang yang sedang depresi jadi sukar melihat penyertaan-Nya. Tapi, kalau kita memilih untuk berserah kepada Tuhan dan tetap mengucap syukur, maka Ia akan membuka jalan bagi kita untuk menyelesaikan masalah yang ada. Dalam masa kekurangan, Tuhan akan cukupkan segala kebutuhan kita dengan cara-cara yang tidak pernah terpikir oleh kita. Jangan khawatir saat kesulitan datang karena kita punya Allah yang Maha Pengasih. Ia selalu menyediakan berkat-Nya bahkan saat kita tidur. Tak akan pernah kita ditinggalkan berjalan sendiri, Tuhan akan menuntun kita melewati kesulitan dan membuat kita menjadi pemenang atas kesulitan yang ada. Miliki keyakinan bahwa Ia sanggup mencukupkan semua, sesulit apapun keadaan kita.


(RTG)