Bacaan: II Tesalonika
3:1-15
Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.- II
Tesalonika 3:10
Kita tak bisa menyangkal bahwa perekonomian negara kita
sedang sakit. Stagflasi menjadi ancaman tersendiri. Di tengah inflasi yang naik
pesat pertumbuhan ekonomi justru menurun, lowongan pekerjaan makin sempit,
sementara jumlah orang yang di PHK atau yang sekarang menganggur lebih banyak.
Keadaan yang sungguh memprihatinkan.
Namun sayangnya, tidak semua pengangguran itu disebabkan
karena situasi ekonomi yang sulit, ada banyak orang menganggur karena memang
pada dasarnya ia malas. Lalu untuk menutupi kemalasannya itu, ia berdalih bahwa
situasi yang sulit seperti inilah yang menyebabkan ia jadi pengangguran.
Firman Allah dengan tegas berkata bahwa siapa yang tidak mau
bekerja, janganlah ia makan.
Tuhan benci kemalasan. Mengapa?
Karena Ia adalah Allah yang juga bekerja. Jangan pernah
bayangkan kalau Tuhan hanya duduk-duduk saja di singgasana surga dan
bermalas-malasan di sofaNya. Saya lebih suka membayangkan Tuhan sedang sibuk
bekerja. Mengatur tata surya, menumbuhkan pepohonan, menjaga kelangsungan alam,
menjawab setiap dering doa yang terdengar di surga dan melakukan banyak
pekerjaan lainnya.
Saya tertarik dengan cara pemerintahan Belanda kuno
memberantas kemalasan. Orang yang tidak mau bekerja tersebut akan dimasukkan ke
dalam suatu sumur kering, lalu sedikit demi sedikit mulai dialirkan air untuk
menggenangi sumur itu. Kalau hal ini dibiarkan terus, maka si pemalas itu pasti
akan mati tenggelam. Itu sebabnya di sumur itu juga disediakan sebuah pompa
untuk memompa air yang masuk ke dalam sumur tersebut agar air yang sudah masuk
itu keluar lagi.
Jadi kalau si terhukum yang malas itu ingin selamat, tidak
ada pilihan lain kecuali bekerja keras memompa air yang masuk ke dalam sumur
itu supaya keluar lagi. Dengan hukuman seperti ini, biasanya si terhukum akan
membiasakan diri untuk bekerja keras.
Kalau saja kita mau berusaha lebih keras, tidak akan pernah
ada kamusnya kita menganggur. Tuhan sebenarnya selalu menunjukkan banyak hal
yang bisa kita garap, hanya sayang kita terlalu malas untuk melakukannya.
Jika kita malas, bagaimana mungkin
Tuhan memberkati kita?
Jika Ia memberkati kemalasan kita,
bisa-bisa kita akan jadi orang yang lebih malas lagi, bukan?
Kita bukan ditentukan menjadi
pemalas, kita adalah orang yang bekerja, karena Bapa kita juga bekerja.
Jika saat ini kita masih
menganggur, koreksi diri jangan-jangan itu karena kemalasan kita.
(Kwik)